Selasa, 08 Januari 2013
Bagaimana menulis tes uraian
BAGAIMANA MENULIS TES URAIAN
Menurut Sunarya (2011:43) dalam menulis soal bentuk uraian, penulis soal harus mempunyai gambaran tentang ruang lingkup materi yang ditanyakan dan lingkup jawaban yang diharapkan, kedalaman dan panjang jawaban, atau rincian jawaban yang mungkin diberikan oleh siswa. Dengan adanya batasan ruang lingkup, kemungkinan terjadinya ketidakjelasan soal dapat dihindari, serta dapat mempermudah pembuatan kriteria atau pedoman penyekoran. Karena itu kaidah umum yang terpenting dalam menulis soal bentuk uraian adalah, segera tulis kunci jawaban atau pokok-pokok jawaban yang mungkin diberikan oleh siswa beserta kriteria atau rentang skor yang mungkin diberikan, begitu selesai menulis soal.
Sedangkan menurut Ilma (2011:73) menulis soal bentuk uraian diperlukan ketepatan dan kelengkapan dalam merumuskannya. Ketepatan yang dimaksud adalah bahwa materi yang ditanyakan tepat diujikan dengan bentuk uraian, yaitu menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan gagasan dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Hal ini sesuai dengan kebaikan tes uraian yang dikemukakan oleh Sudijono (2011:102) bahwa dengan menggunakan tes uraian, tester akan terdorong dan terbiasa untuk berani mengemukakan pendapat dengan menggunakan susunan kalimat dan gaya bahasa yang merupakan hasil olahannya sendiri. Adapun kelengkapan yang dimaksud adalah kelengkapan perilaku yang diukur yang digunakan untuk menetapkan aspek yang dinilai dalam pedoman penskoran.
Bertitik tolak dari keunggulan-keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh tes hasil belajar bentuk uraian, maka dalam penyusunan butir-butir soal tes uraian ada beberapa petunjuk operasional yang dapat dijadikan pedoman seperti yang dikemukan oleh Sudijono (2011:104) sebagai berikut:
Butir-butir soal diusahakan mencakup ide-ide pokok dari materi yang diajarkan.
Susunan kalimat soal dibuat berlainan dengan susunan kalimat yang terdapat dalam buku pelajaran atau bahan lain yang diminta untuk dipelajari.
Sesaat setelah butir-butir soal tes uraian dibuat, hendaknya segera disusun dan dirumuskan secara tegas, bagaimana atau seperti apakah seharusnya jawaban yang dikehendaki oleh testee sebagai jawaban yang betul.
Dalam menyusun butir-butir soal tes uraian hendaknya diusahakan agar pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintahnya jangan dibuat seragam, melainkan secara bervariasi
Kalimat soal hendaknya disusun secara ringkas, padat dan jelas, sehingga cepat dipahami oleh testee dan tidak menimbulkan keraguan atau kebingungan bagi testee dalam memberikan jawabannya.
Pedoman tentang cara mengerjakan atau menjawab butir-butir soal dikemukakan.
Kaidah khusus penulisan soal bentuk uraian (Sunarya:2011; Ilma:2011) adalah sebagai berikut:
Materi
Soal harus sesuai dengan indikator pada kisi-kisi. Artinya soal harus menyatakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator.
Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup) harus jelas.
Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran.
Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah dan tingkat kelas.
Konstruksi
Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai; seperti : mengapa, uraikan, jelaskan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah, dsb. Jangan menggunakan kata tanya yang tidak menuntut jawaban uraian, misalnya: siapa, dimana, kapan. Demikian juga kalimat tanya yang menuntut jawaban “ya” atau “tidak”, jangan digunakan.
Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
Buatlah pedoman penyekoran segera setelah soal selesai ditulis dengan cara menguraikan komponen yang akan dinilai atau kriteria penskorannya, besarnya skor bagi setiap komponen, serta rentang skor yang dapat diperoleh untuk soal yang bersangkutan.
Hal-hal lain yang menyertai soal (grafik, tabel, gambar, peta, atau yang sejenisnya) harus jelas dan terbaca, sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda.
Bahasa
Rumusan kalimat soal harus komunikatif, yaitu menggunakan bahasa yang sederhana, dan menggunakan kata-kata yang sudah dikenal siswa, serta baik dari segi kaidah bahasa Indonesia.
Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran yang berbeda (salah pengertian) atau bermakna ganda.
Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika para peserta berasal dari berbagai daerah.
Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata yang dapat menyinggung perasaan testee.
Sedangkan menurut Sukardi (2008:96) ketika menyusun tes esai harus memperhatikan cara-cara sebagai berikut:
Fokuskan pertanyaan esai pada materi pembelajaran yang tidak dapat diungkap dengan bentuk tes lain misalnya tes objektif.
Formulasikan item pertanyaan yang mengungkap perilaku spesifik yang diperoleh dari pengalaman hasil belajar.
Item-item pertanyaan tes esai sebaiknya jelas dan tidak menimbulkan kebingungan sehingga para siswa dapat menjawab dengan tidak ragu-ragu.
Sertakan petunjuk waktu pengerjaan untuk setiap pertanyaan, agar para siswa dapat memperhitungkan kecepatan berpikir, menulis dan menuangkan ide sesuai dengan waktu yang tersedia.
Hindari pertanyaan pilihan, misalnya pilih empat soal dari lima soal pertanyaan yang tersedia, karena penggunaan pertanyaan pilihan dimungkinkan memengaruhi reliabilitas tes esai yang direncanakan.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pedoman, cara atau kaidah dalam penyusunan tes uraian dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang harus diperhatikan ketika menyusun tes uraian meliputi materi, konstruksi maupun penggunaan bahasa. Sehingga tujuan yang telah direncanakan dalam pelaksanaan tes uraian bisa tercapai.
Untuk memastikan apakah soal itu sesuai dengan aturan atau tidak, gunakan kartu telaah berikut untuk menelaah setiap soal (Sunarya,2011:45)
KARTU TELAAH SOAL URAIAN
Nomor Soal : Perangkat
No. ASPEK YANG DITELAAH YA TIDAK
MATERI
1 Soal sesuai dengan indikator
2 Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas
3 Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran
4 Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, atau tingkat kelas
KONSTRUKSI
5 Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai
6 Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
7 Ada pedoman penskoran
8 Gambar, Grafik, tabel, diagram dan sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca
BAHASA
9 Rumusan kalimat soal komunikatif
10 Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
11 Rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian
12 Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat
13 Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan siswa
Catatan :
P
Daftar Pustaka
Ilma, Ratu. 2011. Assecssment in Mathematics Education. Palembang. PPS Unsri
Sunarya, Yaya. 2011. Strategi Meningkatkan Kualitas Tes Uraian. Bandung. UPI
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar